Berawal dari keprihatinan akan komoditas kopi yang kurang termanfaatkan; pada pertengahan tahun 2015, kami merintis usaha pengolahan kopi. Basis usaha kami berada di Gunungkelir, Jatimulyo, Girimulyo Kulon Progo. Produk kopi ini diberi merk Kopi Sulingan. Nama sulingan terinspirasi pada burung sulingan (Cyornis banyumas) yang biasa dijumpai di sekitar kebun kopi. Burung sulingan adalah jenis burung yang paling gencar diburu.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, kami menampung buah kopi matang dari para petani di lingkup Desa Jatimulyo dan sekitarnya. Jenis kopi yang diolah meliputi robusta dan arabika. Kopi sudah ditanam di Jatimulyo sejak era sebelum kemerdekaan. Tanaman kopi tumbuh di bawah naungan hutan rakyat (agroforest), dibudidayakan oleh masyarakat secara tradisional, dan menjadi salah satu di antara puluhan tanaman yang dibudidayakan masyarakat.
Dalam menjalankan proses produksi, kami menerapkan standar yang ketat baik dalam pemilihan (sortasi) buah, proses pascapanen, sortasi biji, penyimpanan, penyangraian (roasting), maupun pengemasan. Setiap batch kopi yang kami rilis telah melalui proses pengujian cita rasa secara internal untuk memastikan setiap cangkir kopi yang dinikmati konsumen adalah kopi terbaik yang dapat kami hasilkan.
Semangat Kopi Sulingan adalah untuk berkontribusi dalam menjaga keberadaan dan fungsi hutan rakyat yang mendominasi wilayah Desa Jatimulyo. Kami mencoba berkontribusi dalam upaya konservasi, khususnya burung dan habitatnya. Salah satu program yang kami jalankan adalah adopsi sarang burung, dimana kami mendonasikan sebagian keuntungan untuk pengamanan sarang bagi beberapa jenis burung prioritas.
Dikutip dari Kopisulingan.id